Laman

Rabu, 06 Januari 2016

REALITA KEHIDUPAN BERORGANISASI

Oleh : Harry Muflih Salahuddin   ( MC 28.300.10 ACB )


Foto : Dokumen MAHACITA UPI

Ada hal yang mengganggu benak saya ketika berpikir mengenai pengkaderan anggota. Sulit saya artikan apa, mengapa, manfaat, harapan dan bagaimana. Untuk apa dalam kehidupan ini ada istilah pengkaderan? bermanfaatkah? Atau sebaliknya?

Karena membentuk suatu jiwa, mental dan loyalitas SDM itu bukanlah hal yang sesederhana pengucapannya. Perlu sebuah kesadaran yang harus kita pahami dalam membentuk sebuah kader, agar apa yang kita capai tidaklah sia-sia.

Organisasi adalah suatu wadah yang didalamnya ada beberapa orang yang memiliki suatu tujuan. Sangatlah jelas ketika kita berbicara tentang suatu organisasi maka kita perlu membentuk suatu kader, agar apa yang kita harapkan atau suatu tujuan organisasi tersebut bisa tercapai.
Loyalitas terhadap suatu organisasi itu sangatlah penting agar roda organisasi tersebut bisa jalan serta ada penerus estafet kepengurusan.



Analoginya seperti halnya dalam sebuah keluarga. Orangtua menginginkan apa mereka berikan bisa bermanfaat bagi anak-anaknya dan menjadi anak yang berbakti pada orangtuanya, bangsa dan negara.Karena suatu hari nanti merekalah yang akan meneruskan segala kehidupan yang ada di dunia ini. Ada orangtuanya yang ingin anaknya seperti beliau menjadi pengusaha, guru, tani bahkan ada yang ingin lebih dari itu.

Begitupun kaderisasi dalam organisasi. Kader adalah seseorang yang sadar akan cita-cita ideal organisasi / komunitas / masyarakat sehinggga dengan sekuat tenaga bisa mendorong organisasinya bergerak mendekat pada cita-cita yang idealnya, secara otomatis pula cita-cita yang kita harapkan bisa tercapai. Pengkaderan adalah suatu rencana pembentukan seseorang agar sadar akan visi atau cita-cita organisasi yang diharapkan itu bisa tercapai.

Seorang kader juga harus sadar pula akan keterbatasannya dalam mengawal organisasi, sehingga gelisah jika tidak melakukan penularan kesadaranya kepada orang lain, dalam hal ini regenerasi. Semakin dekat suatu organisasi dengan cita-cita idealnya semakin dewasa dan matanglah dia, sebaliknya semakin jauh dari cita-cita idealnya semakin kekanak-kanakanlah dia. Maka dari itu dimana kita akan belajar?

Saya sadar, telah dan tengah dalam sebuah organisasi yang sehat ketika kita semua memahami tentang pengertian, tujuan, cita-cita yang ingin di capai dalam sebuah organisasi bisa dicapai dengan langkah-langkah vareasi dari berbagai pikiran. Jangan sampai ketika kita masuk dalam sebuah kelompok atau organisasi kita tidak paham dengan pengertian tersebut yang nanti bias pada akhirnya.

Karena itu, pemahaman akan pengertian dan tujuan organisasi inilah yang perlu kita satukan. Karena bagaimanapun juga sebuah organisasi akan berhadapan dengan sebuah kehancuran jika kita tidak memahami tujuan yang ingin dicapai.

Dokumentasi MAHACITA UPI
Seorang pionir mungkin pasti ada dalam sebuah organisasi, tapi ketika seorang pionir itu hanya sebatas orang yang  “ADA”, apakah organisasi tersebut bisa tercapai tujuannya? Apalagi ketika orang-orang yang berada dalam organisasi belum paham dengan pengertian dan tujuan tersebut atau memang betul karena tidak adanya kepercayaan, ketakutan akan konflik, kurang komitmen, menghindari tanggung jawab, dan atau ketidakpedulian proses dan tujuan organisasi.

Mungkin sejenak kita perlu menghayati apa yang pernah ditulis salah satu anggota Mahacita lainnya, Indra Andriadi (MC 24.271.05 SDS). Menurut Indra, ada tiga hak dan kewajiban anggota dalam keharmonisan sebuah organisasi :
1. Semua anggota mempunyai hak untuk berbicara di dalam forum.
Ketika adanya sebuah dinamika dalam sebuah organisasi apalagi hak anggota untuk berbicara dalam forum berjalan, dampak yang akan timbul yaitu kemunculan tanggung jawab, percaya diri, dan rasa memiliki organisasi yang anda cintai pasti ada.
2. Semua anggota wajib memikirkan keberlangsungan jalannya sebuah organisasi.
Sangatlah jelas ketika kita memikirkan keberlangsungan jalannya sebuah organisasi berarti kita peduli pada organisasi tersebut. 
3. Semua anggota mempunyai kebebasan untuk melakukan sebuah aktivitas.
Tidak ada skat untuk melakukan sebuah aktivitas selama itu baik untuk organisasi dan tidak menyalahgunakan sebuah aturan konstitusi yang berlaku.

Ketiga poin diatas jika kita jalankan dengan ikhlas, penuh dengan rasa tanggung jawab atas keberlangsungan jalannya sebuah organisasi keharmonisan dalam sebuah organisasi pun sangat akan terasa manfaat untuk kita semua. Jangan merasa nyaman ketika kita hanya sebatas menjalankan saja apa perintah yang di instruksikan atau hanya menjadi badut-badut organisasi saja. Tapi berpikirlah bagaimana kita pun bisa merencanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi dengan proses dan tindakan yang nyata.

Mulai dari komunikasi berbicara hati ke hati dan berbagi peran dalam keberlangsungan jalannya sebuah organisasi, supaya bisa mewarnai  organisasi yang kita cintai ini. Mudah – mudahan setelah kita sadar bahwa kita ada di lingkungan sebuah kelompok dengan tujuan yang sama kita bisa terus belajar memahami arti dan tujuan suatu organisasi.

Sangatlah mudah ketika seseorang untuk mengungkapkan sesuatu tidak dengan tindakan. Maka saya yakin dengan kejujuran ,ikhlas, dan berani bertanggungjawab serta dengan tindakan, hasil yang memuaskanlah yang nantinya akan terasa.

Thanks all. Dan dapat dan saya rasakan sangatlah bermanfaat (MAHACITA UPI) untuk saya disini tumbuh dan berkembang. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar